Google Bendera-Bendera
Hasil Pencarian Bendera Segitiga Merah Putih Bendera
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bendera Thailand, dalam bahasa Thai: Thong Trairong (Thai: ธงไตรรงค์), yang bermakna, "bendera tiga warna". Bendera ini menunjukkan lima jalur yang mendatar dengan warna merah, putih, biru, putih dan merah, dengan ukuran jalur biru yang ada di tengah dua kali lebih besar dari jalur-jalur yang lain. Warna merah-putih-biru secara berurutan melambangkan "negara-agama-raja", semboyan tidak resmi negara Thai. Bendera ini diresmikan pada 28 September 1917.
Bendera pertama yang digunakan di Siam berwarna merah dan tidak bercorak, digunakan masa pemerintahan Raja Narai (1656-1688). Kemudiannya berbagai jenis simbol dirancang di latar belakang tersebut seperti, chakra putih (roda yang berkaitan dengan agama Buddha), seekor gajah putih di dalam chakra atau cakra putih dengan matahari di dalamnya.
Dalam catatan resmi, bendera Thai pertama kali dirancang pada tahun 1855 oleh Raja Mongkut (Rama IV), memaparkan seekor gajah putih (lambang kerajaan) di latar belakang yang merah, karena bendera merah yang tidak bercorak tidak begitu sesuai digunakan di arena internasional.
Pada 1916, bendera Thai diubah menurut bentuk yang digunakan sekarang, tetapi pada mulanya, jalur yang di tengah berwarna merah seperti jalur yang berada di lingkungan bendera. Pada 1917, warna merah tersebut diganti dengan warna biru, yang merupkan warna hari Jumat bagi orang Thai dan juga hari lahirnya Raja Rama VI.
Bendera Belanda (bahasa Belanda: de Nederlandse vlag) adalah bendera triwarna horizontal berwarna merah, putih, dan biru. Desain bendera ini berasal dari varian Prinsenvlag ("Bendera Pangeran") di akhir abad ke-16 yang berwarna oranye-putih-biru, yang berkembang pada awal abad ke-17 sebagai Statenvlag ("Bendera Negara") berwarna merah-putih-biru, bendera angkatan laut dari Dewan Negara Republik Belanda, menjadikan bendera Belanda sebagai bendera triwarna tertua yang masih digunakan.[1][2][3]
Sebagai bendera yang menyimbolkan transformasi dari monarki menjadi republik, bendera ini telah menginspirasi turunan bendera Rusia, dan setelah Revolusi Prancis tahun 1789 mengilhami triwarna dari bendera Prancis yang bergaris vertikal. Kedua bendera ini pada gilirannya memengaruhi banyak bendera triwarna lainnya.[3][4] Selama krisis ekonomi tahun 1930-an, Bendera Prinsenvlag dengan warna oranye-nya mendapatkan popularitas di kalangan sebagian orang. Untuk mengakhiri kebingungan, warna merah, putih, dan biru serta status resminya sebagai bendera nasional Kerajaan Belanda ditegaskan kembali dengan dekret kerajaan pada 19 Februari 1937.[5]
Bendera nasional Belanda adalah bendera triwarna. Fes horizontalnya adalah pita dengan ukuran yang sama dalam warna dari atas ke bawah, merah (secara resmi digambarkan sebagai "merah merona cerah"), putih (perak), dan biru ("biru kobalt"). Proporsi bendera (lebar:panjang) adalah 2:3. Parameter warna bendera ditetapkan pada November 1958 oleh NEN (sebelumnya HCNN) sebagai berikut:[6][7][8]
Setiap pita warna pada bendera Belanda memiliki beberapa simbolisme negara. Pita merah melambangkan keberanian, kekuatan, kegagahan, dan tahan banting; pita putih melambangkan kedamaian dan kejujuran; dan pita biru melambangkan kewaspadaan, kebenaran, kesetiaan, ketekunan, dan keadilan.[9]
Teori lain mengatakan bahwa bendera Belanda memiliki warna-warna ini adalah karena beberapa peneliti menyatakan bahwa warna-warna ini dulunya adalah simbol masyarakat: merah melambangkan rakyat, putih melambangkan gereja, dan biru melambangkan bangsawan.[10]
Pada akhir abad ke-15, ketika sebagian besar provinsi Belanda dipersatukan di bawah Adipati Bourgogne, bendera Salib Bourgogne dari Adipati Bourgogne digunakan untuk ekspedisi gabungan yang terdiri dari sebuah salib silang merah yang menyerupai dua salib, kira-kira -cabang yang dipangkas (diikat), di bidang putih. Di bawah Wangsa Habsburg yang kemudian berkuasa, bendera ini tetap digunakan.
Pada tahun 1568, provinsi di Negeri Rendah memberontak melawan Raja Felipe II dari Spanyol, lalu Pangeran Willem dari Oranye (1533–1584) menempatkan dirinya sebagai pemimpin pemberontakan. Etimologi Wangsa Oranye tidak ada hubungannya dengan asal nama atau warnanya. Penggunaan warna oranye, putih dan biru (bahasa Belanda: Oranje, Wit, Blauw, dari bahasa Prancis Orange, Blanc, Bleu) didasarkan pada seragam Willem dan pertama kali tercatat dalam pengepungan Leiden pada tahun 1574, ketika para perwira Belanda mengenakan pakaian oranye-putih-biru.[11] Penggambaran penuh bendera berwarna pertama kali diketahui muncul pada tahun 1575 (lihat gambar). Di Gent pada tahun 1577, Willem disambut dengan sejumlah alegori teatrikal yang diwakili oleh seorang gadis muda yang mengenakan pakaian oranye, biru dan putih.[12] Referensi pertama untuk bendera angkatan laut dengan warna-warna ini ditemukan dalam ordonansi Kelaksamanaan Zeeland, bertanggal 1587, yaitu tak lama setelah kematian Willem.[11]
Kombinasi warna oranye, putih, dan biru secara umum dianggap sebagai bendera Belanda pertama.[13] Peringatan 400 tahun pengenalan bendera Belanda diperingati di Belanda dengan dikeluarkannya prangko pada tahun 1972.[14] Hal ini didasarkan pada fakta bahwa pada tahun 1572, Watergeuzen (Gueux de mer, "Pengemis Laut"), privatir pro-Belanda menangkap Den Briel atas nama Willem, Pangeran Oranye. Namun, tidak pasti apakah mereka membawa bendera oranye-putih-biru pada peristiwa itu, meskipun mereka pasti mulai menggunakan triwarna oranye-putih-biru agak belakangan di tahun 1570-an. Hal itu kemudian dikenal sebagai Prinsenvlag ("bendera Pangeran") dan berfungsi sebagai dasar untuk bekas bendera Afrika Selatan, bendera Kota New York dan bendera Albany, New York, ketiganya merupakan bekas wilayah kekuasaan Republik Belanda.
Merah sebagai pengganti oranye sudah muncul dari tahun 1596, tetapi mulai marak setelah sekitar tahun 1630. Merah berangsur-angsur menggantikan oranye (1630–60) sebagai tanda perubahan politik dan tumbuhnya disosiasi Republik dari Wangsa Oranye.[15] Tampaknya sebelum tahun 1664, triwarna merah-putih-biru umumnya dikenal sebagai "Bendera Holland" (Hollandsche Vlag); dinamai menurut salah satu provinsi yang memberontak. Pada tahun 1664, Negara Bagian Zeeland, salah satu provinsi pemberontak lainnya mengeluhkan hal ini, dan sebuah resolusi dari Dewan Negara memperkenalkan nama "Bendera Negara" (Statenvlag) yang kemudian dikenal dengan triwarna merah, putih dan biru.[16] Angkatan laut Belanda antara tahun 1588 dan 1630 selalu menampilkan Prinsenvlag, dan setelah tahun 1663 menampilkan Statenvlag, dengan kedua varian bendera tersebut digunakan selama periode 1630–1662.[17]
Bendera trijalur merah-putih-biru yang digunakan Belanda pada abad ke-17 ini dikatakan telah menginspirasi desain bendera Rusia[18] dan bendera Prancis.[19] Pada gilirannya, kedua bendera ini kemudian banyak mempengaruhi bendera-bendera negara lainnya.
Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC)
Untuk sebagian besar keberadaan Hindia Belanda, bendera Vereenigde Oost-Indische Compagnie (Perusahaan Hindia Timur Belanda) digunakan. Ketika VOC bangkrut dan secara resmi dibubarkan pada tahun 1800, kepemilikan dan hutangnya diambil alih oleh pemerintah Republik Batavia. Wilayah VOC menjadi Hindia Belanda dan diperluas selama abad ke-19 hingga mencakup seluruh kepulauan Indonesia. Dengan demikian, bendera Republik Batavia dan Kerajaan Belanda digunakan.
Bendera Belanda disebut-sebut sebagai asal muasal dari bendera Indonesia. Untuk melambangkan niat mengusir Belanda, kaum nasionalis Indonesia mengoyak bendera Belanda. Mereka merobek sepertiga bagian bawah bendera, dan memisahkan warna merah dan putih dari warna biru.[24]
Bendera Bintang Fajar atau Bintang Kejora mewakili Nugini Belanda dari 1 Desember 1961 hingga 1 Oktober 1962 ketika wilayah tersebut berada di bawah administrasi Otoritas Eksekutif Sementara PBB (UNTEA). Bendera ini biasa digunakan oleh penduduk Papua Barat termasuk pendukung OPM (Organisasi Papua Merdeka) untuk menggalang dukungan hak asasi manusia dan penentuan nasib sendiri, dan dikibarkan setiap tahun pada tanggal 1 Desember yang bertentangan dengan hukum nasional Indonesia. Bendera ini terdiri dari pita vertikal merah di sepanjang sisi kerekan, dengan bintang putih lima sudut di tengahnya. Bendera tersebut pertama kali dikibarkan pada 1 Desember 1961 dan digunakan hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi administrator wilayah tersebut pada 1 Oktober 1962.
Bendera Republik Boer, Transvaal, Negara Bebas Oranye, Republik Natalia, dan bendera Afrika Selatan dari tahun 1928 hingga 1994 semuanya didasarkan pada bendera Belanda, atau Bendera Pangeran pendahulunya. Ini pada gilirannya adalah bagian dari inspirasi untuk bendera Afrika Selatan saat ini.
Bendera Italia diperkenalkan pada tahun 1946 setelah Italia menjadi hari Republik. Bendera ini terdiri dari tiga warna yaitu warna merah, putih, dan hijau. Warna bendera yang digunakan adalah warna Bendera Prancis. Bendera pertama kali diluncurkan pada saat era Republik Cispadane tahun 1796.
Bendera Malaysia atau disebut pula bendera Jalur Gemilang[1] adalah bendera nasional Malaysia. Bendera ini bercorak 14 garis (jalur) merah dan putih (melintang) yang sama lebar, bermula dengan garis merah di sebelah atas dan berakhir dengan jalur putih yang melambangkan jumlah anggota dalam persekutuan 13 negara bagian plus wilayah federal.
Jalur Gemilang bercorak 14 garis (jalur) merah dan putih (melintang) yang sama lebar, di mana jumlah 13 melambangkan jumlah negara bagian atau persekutuan, yaitu Johor, Kedah, Kelantan, Melaka, Negeri Sembilan, Pahang, Pulau Pinang, Perak, Perlis, Sabah, Sarawak, Selangor dan Terengganu
Bagian yang berwarna biru tua di atas sebelah kiri membawa ke bawah hingga atas jalur merah yang kelima melambangkan perpaduan rakyat Malaysia. Bagian biru tua memuat gambar bulan sabit melambangkan Agama Islam - agama resmi Malaysia.
Bintang pecah 14 adalah tanda perpaduan 13 buah negeri dan Kerajaan Persekutuan. Warna kuning pada anak bulan dan bintang adalah warna Diraja bagi Duli-duli Yang Maha Mulia Raja-raja. warna merah pula melambangkan keberanian dan warna putih pula melambangkan kesucian.yang terakhir pula iaitu warna biru melambangkan perpaduan.
Gagasan awal Jalur Gemilang muncul pada tahun 1949, dengan persetujuan Majlis Raja-Raja dibentuk sebuah lembaga untuk mempertimbangkan dan membuat akun yang berhubung dengan rancangan bendera bagi Persekutuan Tanah Melayu yang baru. Untuk tujuan itu diadakan kompetisi untuk merancang bendera Persekutuan Tanah Melayu yang baru pada 1949. Pertandingan peringkat kebangsaan ini dianjurkan oleh Majlis Perundangan Persekutuan dan disertai oleh 373 karyawan. Dari jumlah tersebut, tiga rancangan bendera baru bagi Persekutuan Tanah Melayu telah dipilih.
Bendera-bendera bekas koloni Kerajaan Belanda
Rancangan terakhir dipilih
Setelah diubah beberapa kali, rancangan terakhir diteliti pada pertemuan rapat Raja-Raja pada 22 dan 23 Februari 1950. Pada 19 April 1950, Pertemuan Perundangan Persekutuan meluluskan usul yang dikemukakan oleh Pemangku Ketua sekretaris Negara sebagai berikut:
"That in the opinion of this Council the Flag of the Federation of Malaya should be as follows:- Eleven horizontal stripes alternately red and white in colour, the uppermost stripe being red, having a blue quarter with a cresent and eleven pointed star in yellow superimposed, the standard size of the flag to be six feet by three feet."
Rancangan bendera tersebut diterima oleh Raja George VI pada 19 Mei 1950. Dengan demikian, untuk pertama kalinya bendera Persekutuan Tanah Melayu dikibarkan dalam satu majelis mengibarkan bendera tersebut yang dianjurkan oleh Pesuruhjaya Tinggi Britania pada 26 Mei 1950 di halaman Istana Sultan Selangor dengan dihadiri oleh DYMM Raja-Raja Melayu dan Pegawai-pegawai Raja George VI.
Dimasukkannya Sabah, Sarawak dan Singapura ke dalam Persekutuan Tanah Melayu telah melahirkan sebuah negara baru yaitu Malaysia. Dengan pencantuman itu, bendera Persekutuan Tanah Melayu disesuaikan untuk memasukkan negeri-negeri yang baru. Raja-Raja Melayu dan para gubernur dalam satu Persidangan Majlis Raja-Raja menjelang pembentukan Malaysia mengizinkan dirancangnya Bendera Malaysia dengan mengikuti pola Bendera Persekutuan Tanah Melayu dengan penyesuaian pada bilangan garis-garis bintang pecah 14 untuk menunjukkan 14 buah negeri baru bagi Persekutuan Malaysia.
Singapura berpisah dari Malaysia pada tanggal 9 Agustus 1965, namun jalur-jalur dan bintang pecah 14 terus ditetapkan hingga sekarang. Kini jalur-jalur dan bintang berpenjuru 14 melambangkan keanggotaan yang sama dalam Persekutuan 13 negeri dan Kerajaan Persekutuan.
Peraturan tentang Bendera Merah Putih
Bendera negara diatur menurut UUD '45 pasal 35,[20] UU No 24/2009,[21] dan Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia.[22]
Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.[21] Dalam keadaan tertentu, dapat dilakukan pada malam hari.[21]
Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.[21] Kini, pemerintah sering menghimbau kepada masyarakat di Indonesia untuk mengibarkan dan memasang bendera negara selama satu bulan penuh pada bulan Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan negara.[23]
Bendera Negara juga dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa lain, yaitu:[21]
Bendera Negara wajib dikibarkan setiap hari di:[21]
Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah presiden atau wakil presiden, mantan presiden atau mantan wakil presiden, anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah, kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia yang meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang berjasa bagi bangsa dan negara.[21]
Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.[21]
Setiap orang dilarang:[21]
Lagu yang diperuntukkan untuk bendera Indonesia
Pita hitam dengan bingkai putih memiliki dua arti. Pertama, melambangkan keharmonisan dan kerja sama antara orang-orang dari berbagai ras yang tinggal di Botswana, serta keragaman ras di negara tersebut. Selain itu, mereka mewakili garis-garis zebra, hewan nasional Botswana.
Desain bendera diambil dari bendera Texas, sedangkan warna Pan-Afrika kuning, hijau, merah dan hitam diambil dari bendera Ghana.
Bendera Liberia memiliki garis merah dan putih yang serupa, serta kotak biru dengan bintang putih di kantonnya. Itu diadopsi pada 24 Agustus 1847.
Bendera dihapuskan setelah jatuhnya Kerajaan pada tahun 1969, dan diktator Muammar al-Gaddafi telah menerapkan beberapa bendera berbeda sejak saat itu, tetapi akhirnya disesuaikan kembali oleh Dewan Transisi Nasional setelah jatuhnya Gaddafi pada 3 Agustus 2011. .
Bendera terdiri dari desain triband merah-hitam-hijau, pita hitam tengah berukuran dua kali lebar pita luar. Bintang putih dan bulan sabit terletak di tengah bendera.
Warna bendera mewakili sejarah Madagaskar dan kelas petani tradisional. Merah dan putih adalah warna kerajaan Merina, yang ditaklukkan oleh Prancis pada tahun 1896. Mereka digunakan dalam bendera raja Merina terakhir, Ratu Ranavalona III. Hijau adalah warna Hova, kelas rakyat jelata terbesar, yang memainkan peran penting dalam agitasi anti-Prancis dan gerakan kemerdekaan.
Bendera Mauritius terdiri dari pita merah, biru, kuning dan hijau. Merah melambangkan perjuangan untuk kebebasan dan kemerdekaan. Biru mewakili Samudra Hindia, tempat Mauritius berada. Kuning melambangkan cahaya baru kemerdekaan. Hijau mewakili pertanian Mauritius dan warnanya sepanjang 12 bulan dalam setahun.[9]
Bulan sabit dan bintang yang digambarkan pada bendera Tunisia adalah simbol tradisional Islam dan juga dianggap sebagai simbol keberuntungan.
Selama era kolonial, Inggris menggunakan panji Biru Inggris yang dirusak dengan lencana kolonial, seperti yang ditentukan dalam peraturan tahun 1865. Buganda, kerajaan tradisional terbesar di koloni Uganda, memiliki benderanya sendiri. Namun, untuk menghindari kesan memberikan preferensi pada satu wilayah koloni daripada yang lain, otoritas kolonial Inggris memilih lambang burung bangau untuk digunakan pada panji Biru dan spanduk resmi lainnya.
Bendera setengah tiang
Bendera Negara digunakan sebagai tanda berkabung apabila Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, pimpinan atau anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, dan/atau pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah meninggal dunia.[24] Bendera Negara yang akan dikibarkan setengah tiang, dinaikkan hingga ke ujung tiang terlebih dahulu, dihentikan sebentar dan diturunkan tepat setengah tiang. Jika Bendera Negara yang dikibarkan setengah tiang hendak diturunkan, maka dinaikkan terlebih dahulu hingga ujung tiang, dihentikan sebentar, kemudian diturunkan.[25]
Durasi pengibaran bendera setengah tiang dijelaskan sebagai berikut:
Bendera negara juga dapat dikibarkan setengah tiang pada:
Jika Bendera Negara dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung bersamaan dengan pengibaran Bendera Negara untuk memperingati hari-hari besar nasional (seperti memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia), maka dua Bendera Negara dikibarkan berdampingan, yang sebelah kiri dipasang setengah tiang dan yang sebelah kanan dipasang penuh.[27]
Kemiripan dengan bendera negara lain
Menurut kesetaraan kedudukannya sebagai bendera nasional, bendera ini mirip dengan Bendera Monako yang mempunyai warna sama, tetapi rasio yang berbeda. Selain itu, bendera ini juga mirip dengan Bendera Polandia, tetapi warnanya terbalik.
Selain bendera negara, terdapat beberapa bendera lain yang digunakan untuk kepentingan resmi lainnya. Berikut ini adalah bendera-bendera tersebut.
Please, Do not forget to link to Bendera Merah Putih PNG, Background Bendera Indonesia page for attribution!
Thanks for choosing us!
Bendera-bendera di Kerajaan Belanda
Bendera nasional Aruba secara resmi diadopsi pada 18 Maret 1976. Warna biru melambangkan langit, laut, kedamaian, harapan, masa depan Aruba, dan hubungannya dengan masa lalu. Dua garis menunjukkan "gerakan menuju status aparte". Satu mewakili "mengalirnya wisatawan ke Aruba yang bermandikan sinar matahari, memperkaya pulau serta para wisatawan", yang lainnya mewakili "industri, semua mineral (emas dan fosfat di masa lalu, minyak bumi di awal abad ke-20)". Selain matahari, emas, dan kelimpahan, warna kuning juga dikatakan mewakili bunga wanglo. Bintang memiliki makna yang sangat kompleks. Bintang empat sudut mewakili empat arah mata angin. Ini juga merujuk pada banyak bangsa asal orang-orang Aruba. Bintang juga mewakili empat bahasa utama Aruba: Papiamento, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Bintang juga melambangkan pulau itu sendiri: daratan berupa tanah merah yang dibatasi oleh pantai putih di laut biru. Merah juga melambangkan darah yang ditumpahkan oleh suku Aruba selama perang, melewati penduduk India, cinta patriotik, dan kayu Brasil. Warna putih juga melambangkan kesucian dan kejujuran.
Bendera Curaçao berupa bidang biru dengan garis kuning horizontal dan dua bintang putih berujung lima di kanton bendera. Warna biru melambangkan laut dan langit (masing-masing bagian biru bawah dan atas) dibagi dengan guratan kuning yang melambangkan matahari cerah yang memandikan pulau. Kedua bintang tersebut mewakili Curaçao dan Klein Curaçao, tetapi juga "Cinta & Kebahagiaan". Lima titik pada setiap bintang melambangkan lima benua tempat asal orang-orang Curaçao.
Bendera Sint Maarten adalah bendera nasional pulau Saint Martin bagian Belanda, yang merupakan sebuah negara di dalam Kerajaan Belanda. Bendera Sint Maarten terdiri dari segitiga putih yang terletak di sisi kerekan yang diisi dengan lambang negara konstituen tersebut, bersama dengan dua pita horizontal berwarna merah dan biru. Bendera Sint Maarten diadopsi pada 13 Juni 1985. Bendera Sint Maarten menyerupai bendera Filipina.
Di dalam bendera Antillen Belanda terdapat lima bintang yang melambangkan lima pulau yang membentuk Antillen Belanda. Sedangkan warna merah, putih dan biru mengacu pada bendera Belanda. Versi bintang enam digunakan hingga tahun 1986 ketika Aruba menjadi negara sendiri di dalam Kerajaan Belanda. Versi asli ini diadopsi pada 19 November 1959. Bendera ini tidak digunakan lagi ketika Antillen Belanda dibubarkan pada 10 Oktober 2010. Pulau Sint Maarten dan Curaçao memperoleh status sebagai negara terpisah di dalam Kerajaan Belanda, sementara pulau Bonaire, Sint Eustatius, dan Saba sekarang menjadi teritori seberang laut Belanda.
Bendera Suriname sebelum kemerdekaan terdiri dari lima bintang berwarna (dari kiri atas searah jarum jam: putih, hitam, coklat, kuning, dan merah) yang dihubungkan oleh elips. Bintang-bintang berwarna ini mewakili kelompok etnis utama yang terdiri dari penduduk Suriname: orang Amerindian asli, orang Eropa yang menjajah, orang Afrika yang dibawa sebagai budak untuk bekerja di perkebunan, serta orang India, Tionghoa, dan Jawa yang datang sebagai pekerja kontrak untuk menggantikan orang Afrika yang melarikan diri dari perbudakan dan menetap di pedalaman. Elips mewakili hubungan yang harmonis di antara kelompok-kelompok tersebut.